WADAH MENGASAH EMOSI DAN EGO PRIBADI

Mengarungi waktu ketika berproses dalam setiap detik organisasi merupakan tantangan dalam memanajemen jiwa sosial, bijaksana dan bertanggungjawab. Apalagi sebelumnya kehidupan seseorang hanya mengetahui akan kehidupan sosial yang akan terbentuk lewat individu masing-masing belaka. Padahal suatu hal yang terkonsep matang dan terdidik, akan berantakan jika tidak dilaksanakan secara terorganisir dan kooperatif. Karena di dalam kehidupan nyata, manusia selalu disinggung kan dengan keinginan dan cita-cita orang lain. Sehingga akan menimbulkan gesekan dan kompetisi yang tiada kesudahannya. Lalu solusi apa yang dapat memfasilitasi perbedaan-perbedaan ini. Maka dari situlah organisasi hadir menjadi jembatan penghubung perbedaan agar mengambil titik kesamaan dan membangun cita-cita bersama. Tetapi, dalam berorganisasi harus menggerus ego dan emosi diri sendiri, hal ini diniatkan agar kesamaan yang ada tetap berjalan menuju tujuan utama yang diharapkan. Ketika gejolak telah timbul, organisasi haruslah segera mempelajari, mengerti dan mencari solusi, agar ketahanan organisasi tidak tercerai berai. Rekonsiliasi emosi dan ego di organisasi merupakan tempat yang tepat bagi kita bersama. Silaturahmi tumbuh subur, tidak mudah dikoyak oleh terpaan badai sebesar apapun. Beda cerita, jika kita berjalan atas ego dan emosi pribadi diri sendiri. Slogan yang tak asing di telinga kita adalah Persatuan merupakan pangkal kesuksesan, satu lidi tak mampu menerpa tebal nya debu namun sekumpulan lidilah yang mampu menghempaskan tebal nya debu.

Saudara semuanya masihkan anti pati terhadap organisasi ? saya berharap tidak. Organisasi tidak akan menggerus masa-masa indah saudara. Justru ego sendirilah yang akan menjerumuskan tanpa ada pertanggungjawaban yang jelas. Memang benar berorganisasi akan menyita pikiran, tenaga dan emosional. Karena harus mengurus hal di luar diri kita pribadi, bahkan harus dituntut pertanggungjawaban menghidupi organisasi tersebut. Tapi, percayalah tidak ada wadah yang pas untuk menempa jiwa sosial, bijaksana dan bertanggungjawab selain di organisasi. Berorganisasi lah maka kita akan tahu apa arti tanggungjawab manusia diciptakan Tuhan.

Sekian😉

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Polisi Bermasalah Rekannya Pun Ikut Susah

Ksatria dan Pasukan Menyerang Kayangan Peri

Mensukseskan MUSPIMNAS PMII 2022 Lebih Utama, Dari Pada Sekedar Protes Buta Masalah Konsumsi