Semua Dalam Barisan Sajak

 [3/3 12.08] faisol amir👓: Tak Akan Selesai

Jilbab itu melingkar asik 

Senada dengan kemeja hitam yang sederhana

Mencuitkan pemikiran pengalaman

Tak mau dihakimi karena dia lebih tahu untuk dirinya


         Meriah renyah tak kalah krispi dari tahu kress

        Suara riang, hiasan mata yang tegas

        Gingsul tersipu melintas disenyum dan tawanya.


Satu jam dua jam gelas-gelas kopi habis tak tersisa

Namun, esok hari tak habis menyambung cerita

Sedikit basa-basi tak apa baginya

Selama kecewa tak membekas dalam hidupnya


[3/3 12.19] faisol amir👓: *Merajuk Manja*

Instastory menstorykan aktivitas sibuknya

Story pendidik dan penghafal Qur'an tegas dalam tasbih hidupnya,

Story' itu membuat rangkaian komentar masuk di DM nya.


Bahasa tulisan senang dan tenang

Bahasa responnya welcome walau bukan someone

Bahasa waktu melintas cepat dengan saling berbalas

Bahasa-bahasa lain dia butuh dibahasakan


Fakta manja nampak dalam kata

Tak tau nyata atau sekedar karangannya

Selama dia bisa bercerita  tak ada kata mengabaikannya

Ya dia juga wanita, tegasnya juga perlu di manja, di dengar dan di dukung sepenuhnya.


Mbahkung


[3/3 12.34] faisol amir👓: *Apa yang Kau Kehendaki Adik ?*

Semester akhir menjadi perjuangan tugas-tugas akhir

Emosi, stress dan bingung lebih sering mampir

Sampai binar akhlakmu diambang akhir

Membuat harmoni keluarga ingin berakhir


        Kesana kemari meneliti untuk bahan referensi

        Hingga benci tumbuh dalam narasi

        Semua responden keluarga kau hindari

        Hanya karena dekat dengan Bapak sendiri


Tujuan penulisan ingin rumah gedongan

Dalam pembahasan kau egois dalam kegengsian

Emak menangis, engkau menangis

Emak bertanya, engkau memusuhinya


        Dua tahun hampir genap

        Engkau tetap tak mau minta maaf

        Maafkanlah dirimu, bapak ibu dan kehidupan

        Agar kau sadar, kehendak mana yang benar-benar kau maksudkan.


[3/3 13.21] faisol amir👓: *Setelah se-Tahun, Lepaslah Sudah*

Mengungkapkan perasaan saling suka masih jelas dari bibirku saja,

Perasaanmu begitu nyaman dengan tingkah laku yang ada

Ngopi, Berwisata, Bercerita, bercanda lantas disebut mesra.


Waktumu untukku, waktuku untukmu, sempatmu untukku dan sempatku untukmu,

Sudah menjadi keseharian yang tak kan lekang oleh waktu, 

Ketikan dalam halaman WhatsApp tak henti oleh jeda waktu


Semua mata sudah memberitahukan, kalau kita pantas berpasangan,

Menjadi kasih yang mengasihi,

Menjadi sayang yang menyayangi,

Selalu ada dan terus saling mengisi.


Nampaknya semua luntur seketika,

Kau tak jujur akan semuanya,

Semua upaya masih fatamorgana,

Semua massa tak ubahnya kegabutan rasa.


Kau bingung atau hanya canggung,

Kau tak serius atau tak mau tulus,

Ku hardik dengan tegas kau menunduk cemas,

Semua takut bila cerita ini kandas.


Menjauh berbalik arah, 

Melepas kau biar lebih terarah,

Mensenyapkan semua mode komunikasi,

Jadi pertanda pisah untuk tidak berharap lagi.


Mbahkung.


[3/3 20.33] faisol amir👓: *Titik Asupan Inspirasi*

Melintaslah dalam jalanan selatan plosokandang

Perut menggema karena meradang

Pikiran melayang mencari rujukan

Asupan puas dan nyata buat pikiran


Tiga kata terpampang jelas di atas pagar

Menyapa mu yang tengah lapar

Montor terjagang tenang se tenang senyummu menemukannya

Asupan sesuai dalam putaran pikiran


Duduk, dengarkan dengan seksama

Dalam tempo sesingkat-singkatnya pangeran menyapa

Gemerincing benturan wajan dan spatula

Menyaringkan pendengaran dari tempat dudukmu


Nikmatilah kepulan rasa dari pesonanya

Nyaman kan goyangan lidah karena rasanya

Puaskan nafsumu karena keramahan aromanya

Selamat yang anda inginkan tepat sesuai harapan.


Mbahkung


[5/3 12.12] faisol amir👓: *Ragu-ragu, Silahkan Pulang*

Melihat doreng-doreng khas berbanjar di depan gapura

Baret, Topi, Songkok nasional menerangkan identitas nya

Terpesona akan ketulusan jajarannya

Menjaga Kyai, Ulama' dan menjaga keutuhan negara dan bangsa


Aku ingin menjadi bagian dari mereka

Tegap berdiri dalam tugas Jam'iyyah

Bernaung dalam bimbingan 'Ulama' ahlussunah wal jama'ah

Memantapkan niat untuk segera berkhidmat


Registrasi ku cukupi, mental dan waktu aku penuhi

Terik matahari, dinginnya hujan membersamai

Tak akan lekang satu jengkal niat yang telah terpatri


Sekali ragu aku malu, sekali melangkah malu untuk menyerah

Apapun tempaan yang datang, emosi menyeruak ingin pulang

Dalam nurani pribadi siap untuk berperang


Melawan ketidaknyamanan adalah perjuangan

Menjadi bagian NU yang kaffah adalah keharusan

Kader Banser Ansor adalah pengabdian

Keberkahan tak ada habisnya adalah keberhasilan.


Mbahkung


[7/3 15.50] faisol amir👓: Wayahe

Naliko tumetes e embun esem mu

Tumetes Nang pucuk godhong kalbu

Ora Ono ROSO liyo sing legowo

Kejobo segere kang Ra keno di Nyono


Pirang-pirang Paran kang tumuju

Ora Ono arah kang manteb kejobo papan mu

Sakdurunge mendung awak e wes teles

Sakdurung e udan pipi iro wus kebes


Ra Rino awan lan wengi

Mung wayahe ngarep pitulung

Kang Moho Edipeni mugi kerso nyambung

Roso kang wus trubus, ngarep ati biso tembus.


Mbahkung


[8/3 09.21] faisol amir👓: *Zaa, Ustdzah*

Biasa terpanggil sari oleh pribumi

Kau tumbuh penuh ketekunan ngaji

Tanpa patah semangat, bertekad kuat

Demi masa depan lebih hebat.


Memasuki massa menuju dewasa

Strata satu kau tempuh dg berbagai asa

Usaha tak kenal cuaca, kondisi apapun soal biasa.


Tangis sedih, sandungan pelecut motivasi

Kegigihan dan kesadaran diri, penopang sejati

Empat tahun silih berganti tak kunjung henti

Tanpa jeda kecuali tertunduk menghadap-Nya


Mawar tak pernah tumpul rasa sabar

Tak terasa apa yang ada padamu sulit dinalar


Zaa, dipanggil kau dengan akrab

Ustadzah, menandai khimahmu yang sigap


Zaa, sarjana sudah mengikuti sebuah nama

Ustadzah, wisuda bagian apresiasi semua upaya

Selamat tak cukup dalam ucap

Selamat dan manfaat itulah yang selalu kau harap.


Mbahkung Ngaturaken Sugeng Wisuda kagem Ni Ajeng.🙏🏻

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Polisi Bermasalah Rekannya Pun Ikut Susah

Ksatria dan Pasukan Menyerang Kayangan Peri

Mensukseskan MUSPIMNAS PMII 2022 Lebih Utama, Dari Pada Sekedar Protes Buta Masalah Konsumsi