Sampean, Yogane wes Piro ?

 


Kesempatan Halal BI halal merupakan momentum bertemunya kawan, sahabat, relasi bahkan tim sukses, semua undangan yang hadir menjabat tangan untuk saling bermaafan dan menanyakan kabar.


Sebagaimana halal BI halal yang digelar oleh Sahabat Adib Makarim, M.H Wakil Ketua DPRD Tulungagung, dimana beliau turut menghadirkan relasi-relasi kepartaian, masyarakat sekitar, Kepala Desa Tunggulsari dan juga rekan-rekan seperjuangan.


Pada segmen pementasan hiburan Musik Balasyik dari El-Nadha entertainment dengan iringan instrumen Padang pasir mampu memeriahkan suasana Halal BI Halal malam itu (Selasa, 10 Mei 2022), tak sedikit dari para hadirin yang terbius untuk berjoget ala-ala timur tengah.


Disisi lain, seusainya Mbahkung perform dari atas Panggung ternyata mencuri perhatian salah satu tokoh Organisasi dari Kabupaten Blitar, beliau biasa dipanggil Mbah To, kebetulan beliau dulu pernah menjabat sebagai Ketua Cabang Gerakan Pemuda Anshor Kab. Blitar.


Mbahkung langsung saja menghampiri lambaian tangan beliau, bertepatan juga sahabat Fatah Masrun, Kang Syukur, Kang Anam, Rekan Zaka dan sejumlah tokoh lainnya melingkar dalam perbincangan hangat itu. Dari situlah perbincangan antara kami bertambah hangat dan bagi Mbahkung setelah berulang kali bersua, baru kali itu bisa berbincang langsung dengan Mbah To.


Sahabat Aminudin Fahruda alias Mbah To bertanya, "sakjane asline sampean ngendi mas ?", Tanya beliau dengan mendekatkan telinga, karena saking meriahnya suara sound di luar ruangan. Lantas Mbahkung menjawab dengan gaya cengengesan nya, " nggeh aslinipun Udanawu Blitar, kilenipun Pak Zamrodji Temenggungan".


"Ooh, mosok lek Kono ?", Seolah beliau kaget dengan keberadaan Mbahkung yg sering bersua dengan Mbah To di Tulungagung. " Nggeh Mbah", jawab Mbahkung dengan singkat.


"Lha terus di sini tinggale mana ?" , Lanjut Mbah To. Mbahkung menimpali, " tinggalnya di Besole Mbah". Loh Besole !? Kok adohe ?, " Sahut Mbah To dengan cepat. " Nggeh, soale kaleh ngajar teng MI mriko," jawab lugu Mbahkung. 


Dengan sekilas Mbah To menceritakan tentang suatu hari pernah berkunjung ke Desa Besole, dalam kunjungannya itu Pak Lurah Suratman menyuguhkan minuman rempah yang terdiri dari racikan, jahe, sere dan bahan rempah lainnya, Mbah To juga sering ke Besole untuk hal-hal lainnya, sehingga tidak asing dengan suasana Desa Besole.


Namun, disela-sela perbincangan yang ramah itu, Mbah to menanyakan jumlah anaknya Mbahkung, "Mas yogane sampean iku wes Piro ?", maka, secara malu-malu Mbahkung menjawab, " Dereng gadah, wong Kulo dereng simah", dengan terheran-heran beliau menimpali lagi, "Lah mosok ?? Tak Kiro Nang Besole melu morotuo", diikuti dengan tertawanya Kang Fatah mendengar percakapan Mbahto dengan Mbahkung.


Akhirnya, Mbahkung menjelaskan bahwa di Besole ikut dengan Kyai Soden dan mengajar di MI Aswaja, setelah mendengar keterangan itu, Mbahto pun memahami dan berharap Mbahkung bisa dapat jodoh selepas dari kegiatan Halbiha itu.


Dari percakapan singkat itu keakraban antar Mbahkung, Mbahto dan Kang Fatah menjadi nikmat, sehingga pada momentum lainnya bisa saling bersambung agar komunikasi dan silaturrahmi tetap terjaga, generasi senior selalu menyiapkan juniornya sebagai kader penerus perjuangan, sedangkan si junior pun membutuhkan senior untuk membina, mengembangkan potensi dan menjadi mentor.


Mbahkung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Polisi Bermasalah Rekannya Pun Ikut Susah

Ksatria dan Pasukan Menyerang Kayangan Peri

Mensukseskan MUSPIMNAS PMII 2022 Lebih Utama, Dari Pada Sekedar Protes Buta Masalah Konsumsi