Siapa sih Mas Fa, Mbahkung, Faisol dan Gus Sol itu ??

 


Mulai 1 Juli kemarin suatu kebanggaan tersendiri dikala Perempuan Mulia memberi kesempatan hatinya utk bertaaruf dengan seorang pria organisatoris, bermobilitas tinggi, adaftif dengan lingkungan baru, aktif dalam pergaulan walau sering sendiri, entah apa gerangan yang membuat si adek berminat pada Faisol yang notabene baru dia kenal lewat perantara orang kepercayaan nya.


Sekarang Faisol menarasikan tentang dirinya supaya sekilas memberikan pandangan bagi adek bagaimana bersikap dan berkomunikasi dengan Faisol, guna meminimalisir kesenjangan diantara mereka.


Faisol ini laki-laki yang dunianya tidak jauh dari perempuan, sampai saat ini tak jarang adek-adek di sekitar UIN, STAI DIPO terutama adek organisasi masih sering sharing, belajar sampai pendistribusian profesi juga bersinggungan dalam sosialnya Faisol, cuman sudah terpatri dalam prinsip bahwasanya batasan pertemanan dan Mentoring tidak lebih dari itu, memang diakui Faisol ini kondang baperannya, garis bawahnya sekali baper pantang untuk menoleh perasaan bahkan acuh banget.


Sejak kecil terdidik dalam dunia Berjamaah, Ngaji sampai kompetisi, maka tak mengherankan jika dunia permasjidan menjadi persinggahan yang paling disukainya, apalagi kalau ada majelis dzikir dan sholawat terkadang bisa betah berjam-jam, sampai akhirnya keinginan menjadi vokalis sholawat bisa terwujud, meski hanya di majelis-majelis desa, kampung sampai remaja masjid.


Hobi yang lain sejak di masa SD adalah olah vokal sampai berpuitisasi, yaa walaupun improve nya tidak variatif, terus untuk membaca juga akhir-akhir ini tidak terlalu intens, diantara 50 an buku koleksi nya yang terbaca sampai khatam tak lebih dari setengah nya, selebihnya pengetahuan karena dari pergaulan dengan para kyai, teman sebaya dan jaringan organisasi.


Sering terbias dalam pandangan orang yang baru kenal, bahwa Faisol nampak berwibawa tetapi setelah akrab ada beberapa hal yang membuat (Risih), dimana saat ini terus dibenahi dan diperbaiki sampai tiba pada dititik saat ini, mulai banyak diterima posisinya di tengah masyarakat, karena ada sebab nomaden, akhirnya memperlambat proses berkhidmat di tengah masyarakat, khususnya di tanah kelahiran Blitar.


Dominan dengan sifat sanguin terkadang membuat over dan losscontrol saat mendominasi forum, sehingga tak sedikit kebocoran informasi, tetapi kalau dipressure rahasia pun tak ada satupun yg bisa diketahui, pastinya hal-hal berkenaan keluarga tak bisa dikonfirmasikan dengan publik.


Sulit konsisten dalam suatu bidang pernah menyebabkan Faisol tersisih dari lingkaran pesantren, pegangan teguh pada setiap ridho Ibu menjadi penyelamat dari kemalangan yang pernah ada, hubungan silaturahmi dengan para Guru dan Kyai menjadi benteng keilmuannya, sehingga saat ini keprofesian Guru menjadi pilihan jalan karir nya, perlu diketahui Faisol juga masih aktif dalam dunia jurnalistik alias wartawan, namun setelah mempertimbangkan beberapa hal sampai ketidak tenangan hati seorang Ibu, maka intensitas di wartawan mulai berkurang.


Dalam sifat cenderung seperti cermin dimana ketika lawan pergaulannya menghargai tentunya diri ini menghargai, pun sebaliknya bila teracuhkan atau dibenci maka benci juga, cuman intensitas waktunya tidak benci selamanya, sulit lupa dengan suatu peristiwa atau hal-hal traumatik, secara perlahan berusaha berdamai dengan peristiwa-peristiwa itu.


Terakhir Faisol lebih sering menyendiri, memang relasi dimana-mana tapi, tidak mudah untuk mengajak seseorang untuk menemani, malahan Faisol sendiri yang lebih gampangan kalau diajak orang atau teman, sehingga lambat laun mengurus masalah sendiri, dolan sendiri itu menjadi kenyamanan sendiri.


Sepintas itu yang ada pada Faisol, Mbahkung, Gus Sol dan  Mas Fa, semoga tidak berlebihan niatan introduction ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Polisi Bermasalah Rekannya Pun Ikut Susah

Ksatria dan Pasukan Menyerang Kayangan Peri

Mensukseskan MUSPIMNAS PMII 2022 Lebih Utama, Dari Pada Sekedar Protes Buta Masalah Konsumsi